Minggu, 31 Januari 2010

Mengawali langkah Taman Bacaan WARABAL


Yang lalu bukanlah kenangan, tapi awal langkah,
Bangunan yang saat ini ada di Taman Baca WARABAL bukan serta merta (baca: tumpek blek) menjadi bangunan. banyak proses panjang untuk "membangun" semua.
1997, Kiswanti yang berprofesi ibu rumah tanggga mengawali pada tahun tersebut untuk sebuah gerakan menularkan gemar membaca. sepeda merah yang di depan dan belakangnya terdapat keranjang ia isi dengan Jamu dan Buku. "Jamu jamu, buku baca buku". selain ia berkeliling berjualan jamu kunyit asem, ia juga menawarkan beberapa buku pada warga yang sedang berkumpul, bermain atau sedang melihat bawaan jamu. Gemar membaca memang tidak hanya di kampanyekan tapi "jemput bola" pun dilakukan untuk itu. ini yang membuat Kiswanti bergerak

2002, Setelah ia rasa berkeliling banyak orang yang tahu, kini ia beranikan membuka sebuah taman bacaan di teras rumahnya yang mempunyai luas 9 m2. koleksi buku berjumlah 120 eksemplar dari berbagai macam ia menata buku - buku di rak tersebut dengan per kategori. koleksi pribadi yang ia displaykan kebanyakan buku tentang keterampilan dan buku anak. selain mendisplay buku ia juga aktif "menunutun" pembaca jika ada pertanyaan - pertanyaan. Kegaitan taman bacaan juga dikembangakan, dari kegiatan anak - anak seperti mendongeng, Menggambar, observasi lingkungan dll.

2008, tanah seluas 90 m2 dibangun untuk Taman Baca WARABAL. buku yang semakin bertambah kini mulai ditata kembali ke dalam ruangan. Kegiatan - kegiatan yang dulunya bersifat out dor yang memiliki keterbatasan ruangan , kini dengan ruangan anak - anak , orang dewasa bisa berkunjung ke WARABAL dan bisa lebih mengembangkan kegiatan masyarakat sekitar dari WARABAL.
@afief